Feature Sejarah
MENENGOK
PENINGGALAN SEJARAH DI KARAWANG
Karawang
merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Jawa Barat, yang
berbatasan dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor. Sekaligus, Karawang merupakan kota kelahiran
saya. Bertahun-tahun saya tinggal di kota yang dijuluki kota padi itu, saya
baru tahu bahwa ternyata banyak sekali peninggalan sejarah Indonesia yang
tertampung di Kota Karawang. Namun sayang sekali, Kota Karawang sedikit peminat
wisatawan untuk mengunjungi objek wisata sejarah yang ada di kota yang sekarang
dijuluki Kota Pangkal Perjuangan itu. Baiklah, karena saya mencintai kota saya,
untuk itu saya ingin menuliskan peninggalan-peninggalan sejarah di Kota
Karawang yang saya ketahui, dan tentunya ada beberapa yang sudah pernah saya
kunjungi. Untuk menambahkan informasi dan mudah-mudahan banyak peminat untuk
ingin mengunjunginya, sehingga Kota Karawang dapat memberikan kesan baik untuk
semua bangsa Indonesia.
Karawang
yang berjuluk kota padi atau sekarang di sebut dengan kota pangkal perjuangan,
memang memiliki beberapa objek wisata
alam dan objek wisata sejarah, mulai dari curug Cijalu yang terletak di selatan
Karawang, sampai objek wisata sejarah yang berkaitan erat dengan kemerdekaan
Negara Republik Indonesia. Seperti
peristiwa penculikan Soekarno Hatta
ke Rengas Dengklok dan peristiwa pembantaian warga sipil di Rawa Gede,
ada juga wisata candi peninggalan Kerajaan Tarumanegara di daerah Batujaya.
Dimulai dari
sejarah Monumen Rawagede yang terletak di Kecamatan Rawamerta. Objek wisata
Monumen Rawa Gede ini di bangun untuk memperingati peristiwa pembantaian masyarakat sipil oleh
tentara Belanda. Monumen ini di bangun seperti piramida. Sekilas mirip seperti
Monumen Jogja Kembali, namun ukurannya lebih kecil. Di komplek
monumen ini terdapat puluhan makam warga sipil yang menjadi korban pembantaian
Belanda. Bangunan monumen ini memiliki 2 lantai dan di sisi dinding luarnya di
hiasi relif perjuangan warga Rawa Gede. Di lantai dasar ada diorama peristiwa
pembantaian warga sipil oleh Belanda, sementara di lantai atas terdapat patung
seorang perempuan yang memangku tubuh anak dan suaminya yang tewas akibat peristiwa ini, dan di
belakang patung ini terdapat puisi yang sudah terkenal milik Chairil Anwar yang
berjudul “Karawang Bekasi”. Berikut gambar patungnya.
Destinasi berikutnya adalah monumen
kebulatan tekad dan rumah tempat penculikan Soekarno Hatta dan yang ada di
Rengas Dengklok. Monumen kebulatan tekad
ini dibuat untuk mengenang peristiwa Rengas Dengklok, yaitu peristiwa
“penculikan” Soekarno Hatta, di mana pada peristiwa tersebut telah terjadi
kesepakatan untuk memproklamirkan Kemerdekaan RI dengan secepatnya. Di sini
sekarang terdapat 2 buah Monumen kebulatan tekad, satu buah monumen lama dan
satu lagi monumen baru yang belum selesai pengerjaannya. Di bawah ini bisa kita
lihat gambar monumen kebulatan tekad yang baru, yaitu patung tiga tangan yang
bersamaan menjunjung tinggi ke atas sebagai bentuk semangat para pejuang
Indonesia di zaman dulu, yang berharap bisa menjadi inspirasi semangat juang
bagi generasi muda masa kini.
Monumen ini lebih dikenal dengan
sebutan Tugu Bojong, karena terletak di daerah Bojong Rengas Dengklok. Daerah
yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah saya. (Hanya dengan mengendarai
motor selama 30 menit dari rumah saya bisa sampai ke daerah yang bersejarah itu).
Di dekat monumen itu terdapat sebuah pandopo, yaitu tempat duduk yang melingkar
seperti rumah, namun tidak berdinding, guna untuk persediaan bagi para
pengunjung objek wisata. Di tengahnya ada sebuah lapangan yang setiap tahun
dijadikan tempat upacara kemerdekaan. Setiap sore tempat itu selalu ramai oleh
anak muda, dan anak-anak sekolahan. Karena tempatnya yang sejuk dan nyaman, dan
tempat itu pula sebagai tempat tongkrongan favorit bagi anak-anak daerah
Bojong, termasuk saya sendiri suka sekali nongkrong di tempat itu, sambil
melihat pemandangan monumen kebulatan tekad peninggalan pahlawan Negara
Indonesia ini.
Setiap
wisatawan yang berkunjung ke Monumen kebulatan tekad (khususnya yang lama) di
haruskan mengisi buku tamu dan membayar sumbangan suka rela. Dulunya Monumen
kebulatan tekad ini adalah rumah tempat “penculikan” Soekarno Hatta, namun setelah terjadi musibah banjir besar sungai citarum, rumah
itu rusak dan di pindahkan ke tempat yang lebih aman. Di monumen ini terdapat relif yang
menggambarkan proses pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno Hatta.
Tak jauh dari sana, sekitar 500 meter terdapat rumah bekas
“penculikan” Soekarno Hatta yang sudah
di pindahkan. Bangunan rumah ini masih di pertahankan bentuk aslinya yang
bergaya betawi dan di dominasi warna
putih dan hijau. Di rumah ini terdapat tiga ruangan yang bisa di lihat
(sementara ruangan yang lain di pergunakan oleh pemilik rumah). Tiga ruangan itu terdiri dari dua buah kamar
bekas Soekarno Hatta, semetara satu ruangan lagi adalah ruang tamu. Di kamar yang
menjadi bekas Soekarno Hatta masih dipertahankan
bentuk aslinya, sementara di ruang tamu terdapat foto – foto Soekarno Hatta
serta pemilik rumah yang bernama Djiaw Kie Siong.
Berikut ini
adalah hasil gambarnya.
Demikianlah peninggalan-peninggalan
sejarah Indonesia yang terdapat di Kota Karawang. Sebetulnya sangat disayangkan
karena peminat wisatawan sangat sedikit untuk mengunjungi tempat-tempat
bersejarah itu. Apalagi banyak rumor yang menyatakan bahwa banyaknya
tempat-tempat yang bersejarah kini menjadi tempat pelecehan dan sangat tidak
terhormat. Namun, sebagai Warga Negara Indonesia yang baik, kita harus tetap
melestarikan dan merawat peninggalan warisan sejarah dari leluhur kita atau
para pahlawan yang sudah berjuang membela Negara Indonesia, sehingga menjadi
merdeka. Dari peninggalan-peninggalan sejarah Indonesia di berbagai kota,
membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa peperangan merebut kemerdekaan pada zaman
dulu memang benar-benar ada dan terjadi. Untuk itu kita semua harus tetap
mengenang para pahlawan dengan tetap menjaga, menghargai, serta melestarikan
warisan peninggalan sejarahnya.